Senin, 23 April 2018

Koreksi diri

--------------------
*KOREKSI DIRI*  
--------------------                                                           

Dahulu saat Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrut datanglah burung pipit yg bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu diatas api yang membakar Nabi Ibrahim AS…

🦎 Cicak yg melihatnya tertawa…
Hai pipit…

Bodohnya yg kau lakukan itu..

Paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan bbrp tetes air saja…

Manalah mungkin bisa memadamkan api itu…

🕊 Wahai cicak…
Memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yg besar itu…

*Tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yg Allah cintai di zhalimi…*

Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak…

*Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak…*

Cicak terus tertawa…
🦎 Dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yg membakar Nabi Ibrahim AS…

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yg membakar Nabi Ibrahim AS…

*Tapi Allah melihat dimana ia berpihak…*

Hikayat ini terjadi skrg…
ANTARA KEBAIKAN,  KEJELEKAN, 
ANTARA KEMUNGKARAN DAN KETAATAN...

Dimana kau berpihak ?
Sungguh memang pendapatmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah…

_*Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak..!*_                            

Semoga ada manfaatnya .

Selamat malam
Selamat istirahat 

_*Dimana posisi kita dlm hal ini , Cicak atau Burung Pipit ??*_                                                             

Hr🌺

-----------------◎◎◎

Senin, 16 April 2018

Jebakan 99

*Jebakan 99.*

Ada seorang Raja yang sedang termenung sambil melihat taman di depan istananya.

Ia gelisah *karena tak pernah merasakan* ketenangan *dan* sulit sekali *menemukan* kebahagiaan.

Kesehatannya mulai *menurun karena* ia mulai *susah tidur* akibat *banyaknya* pikiran *yang mengganggu.*

Padahal selama ini ia tidur di  kamar mewah di atas kasur yang empuk.

*Ketika sdg melamun,*
sang raja *melihat* seorang tukang kebun *yang sedang* bekerja *sambil* tertawa.

Setiap hari ia *datang dengan* senyuman *dan pulang dengan* keceriaan.

*Padahal* gajinya pas-pasan *dan* rumahnya *begitu sederhana.*

*Tak pernah tampak* kesedihan di wajahnya.

Saat dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makan *yang seadanya* dan keluarga kecil ini pun makan *dengan bahagia.*

Raja pun *heran melihat* orang ini.

Ia memanggil penasihatnya dan  tanya :
Hai penasihatku,
telah lama aku hidup di tengah kegelisahan,
*padahal aku memiliki segalanya⁉*

Tapi aku *sungguh heran* melihat tukang kebun itu.

*Tak pernah tampak* kesedihan di wajahnya.

Kadang2 ia tertidur di bawah rindangnya pohon,
*seperti tak ada beban* dalam hidupnya,
*padahal& ia *tidak memiliki apa-apa !*

Sang Penasehat tersenyum dan berkata :
*Itu karena* tukang kebun itu *tidak* menyentuh *Jebakan 99.*

*Bila& tukang kebun itu *terkena* jebakan ini,
*maka* hidupnya *akan gelisah* dan ia *tdk akan bisa* tidur.

“ *Apa* yang kau maksud dengan *Jebakan 99 ?* ”

tanya raja.

“ Besok malam perintahkan prajurit untuk mengantarkan hadiah kepadanya.

Sediakan satu kotak uang *dan tulislah* 100 Dinar.
*Namun isi lah* kotak itu *dengan 99 dinar saja.* ”

Raja pun menuruti saran dari penasihatnya.

Ketika hari mulai gelap,
prajurit mengetuk pintu rumah tukang kebun ini dengan membawa hadiah.

Si tukang kebun membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat prajurit membawa kotak hadiah.

“ Ini hadiah dari raja untukmu. ”

kata si prajurit.

“ Ya ~ sampaikan terima kasihku kepada raja. ”

jawab tk kebun sambil kegirangan melihat kotak *dengan tulisan* 100 dinar.

Belum pernah ia memiliki uang sebanyak itu.

Ia segera membawa masuk kotak itu dan menghitungnya bersama keluarga.

Namun *anehnya,*
jumlah uang didalam kotak itu *hanya 99 dinar.*

Dia pun *menghitung ulang lagi,*
*tapi tetap* jumlahnya 99.

Dia yakin,
*pasti ada uang yang jatuh.*

Dia mencari-cari di sekitar pintu,
tapi tak menemukan apa-apa.

*Akhirnya* dia *mencoba untuk menelusuri* sepanjang jalan *menuju* istana.

Semalaman ia mencari,
*tapi tetap tidak menemukan apa-apa.*

Matahari mulai terbit,
raja beserta penasihatnya menanti tukang kebun ini.

Tak berapa lama dia datang *dengan wajah yg masam dan merengut.*

Raja pun kaget dan bertanya pd penasihat nya :
Apa yang terjadi ?

Tak biasanya ia datang dengan wajah seperti ini !

Penasihat raja menjawab :
Duhai raja,
*begitulah kehidupan.* ✅

Kita *memiliki banyak* hal,
‼namun *kita mencari yg tdk kita miliki.*

Orang ini *mendapatkan* 99 dinar *secara cuma2,*
namun *ia sibuk mencari 1 dinar yang hilang ⁉*

👉 *Munculnya* kegelisahan hati.

*Karena kita mencari* sesuatu *yang tidak kita miliki,*
🙈 sementara kt *tidak pernah sungguh2* mensyukuri *banyaknya* anugerah *yg kita punya.* 😭

Renungan *bagi kita bila kadang bisa* merasa *kurang* bersyukur.