Jumat, 29 Juni 2018

Kesehatan darah

Bagus nih Artikel nya.....👍

*DARAH YG AJAIB.*

1). Apabila Gelas diisi air putih, ditetesi darah segar (manusia), maka air berubah menjadi merah karena darah tercampur rata tanpa diaduk.
● Kesimpulan:
Air putih itu sangat baik untuk tubuh/darah kita.

2). Gelas diisi air garam, ditetesi darah segar, diaduk. Tetap tidak tercampur dengan baik/rata, terlihat darah menggumpal kecil-kecil dan kental.
● Kesimpulan:
Terlalu banyak makan garam, darah jadi kental, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, jantung harus bekerja lebih keras memompanya.
Bisa berakibat darah tinggi dan stroke.

3). Gelas diisi minyak, ditetesi darah. Tidak mau bercampur dan menggumpal besar.
● Kesimpulan:
Terlalu banyak makan makanan berminyak tidak baik, kolesterol menyumbat pembuluh darah yang mengalir ke jantung, menyebabkan penyakit jantung yang amat riskan kematian karena bisa tiba-tiba anfal dan tidak tertolong.

4). Gelas diisi alkohol, ditetesi darah. Langsung bercampur, tapi lama-lama darah berubah warna menjadi coklat, berarti darah menjadi rusak.

Pembuluh darah kita *setelah sekian lama mengalirkan darah,* kemungkinan akan terjadi *pengerakan pd dindingnya,* apalagi dgn gaya makan yg tidak sehat.
Kerak yg terbentuk pd dinding pembuluh darah bisa *membentuk 5 kemungkinan jenis plak.*
Yaitu:
Plak *kolestrol*,
Plak *asam urat*,
Plak *gula darah*,
Plak *trigliserida*,
Plak *racun*._

*Jika seseorang pd suatu saat mengalami kadar asam urat tinggi pada darahnya*, kemudian sembuh dgn obat-2an dokter & hasil test lab kadar asam urat darah sdh normal lalu dinyatakan sehat.
_Tetapi tidak demikian dgn saluran pembuluh darahnya *karena mungkin sdh ada plak asam urat* yg menempel._
*Plak ini bisa terlihat dgn scan, tapi tdk tercermin dari pemeriksaan darah.*
*Demikian juga dgn plak-plak yg lainnya mungkin sudah ada terbentuk didinding pembuluh darah.*
*Jika* suatu saat *plak2 ini* copot lalu *mengalir ke arteri jantung* dpt terjadi penyumbatan, *akibatnya adalah serangan jantung*
*Jika plak* yg copot tsb *mengalir ke arah otak* dan menyumbat maka terjadilah *stroke.*
*Jika plak2 tsb* terbentuk *di arteri jantung* yg jadi menyempit shg *otot jantung kekurangan sirkulasi darah dan O2*, biasanya ini akibat *plak kolestrol,* maka terjadi penyakit *jantung koroner.*

*Maka utk sehat perlu dijaga kelancaran aliran darah, pembuluh darah yg bersih bebas plak.*

🍴 *Cara alami utk menyehatkan pembuluh darah* dapat dgn *_konsumsi makanan sehat alami secara rutin tiap hari_* 🍍🍇🍉🍌🍋🍊 dan *_menghindari makan tdk sehat_* seperti goreng2an, lemak tinggi, dll. 🌭🍟🍔🍤🍖🍗🧀🍕

Utk:
🎍 *_Plak kolestrol_* bisa dilunturkan, paling ampuh dgn *air jahe.*

🍍 *_Plak Asam urat_* dilunturkan paling ampuh dengan *wortel segar 1 batang/hari* *(air kelapa tua, pepaya, nenas* sbg alternatif).

🍉 *_Plak Gula darah_* dengan *bengkoang segar*, *(pepaya, semangka* sbg alternatif).

🍈 *_Plak Trigliserida_* dengan *air kelapa tua, (air kencur, semangka sbg alternatif).*

🌾 *_Plak racun_* dengan air *akar alang alang*, dan *kentang kukus* (bukan rebus).

Syaratnya *makan makanan sehat secara segar bersama ampasnya*.
🔹 Utk _Kentang dikukus bersama kulit, makan 1 butir perhari, kulit dikupas saat makan._ 

🔹Utk *air jahe/kencur dibuat* dgn cara _jahe/kencur ukuran sejempol dikupas bersihkan, digeprek_.
_Rebus 1 gelas air sampai mendidih, lalu cemplungkan jahe/kencur sambil kecilkan api, tunggu sampai 30 detik lalu matikan. Jangan terlalu lama merebusnya agar enzymnya yg berkhasiat tetap ada._

🔹Utk *Membuat Air akar alang2,*: _1 batang alang2 ukuran minimum 20 cm digeprek, direbus dgn air 1 gelas seperti cara merebus jahe/kencur tetapi waktunya hanya 15 detik saja agar enzymnya yg berkhasiat tidak hilang._

*```Semoga bermanfaat.```*

Sabtu, 23 Juni 2018

Masjid jogokarya

*MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA*

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Oleh : Ustadz Salim A. Fillah
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Faktanya...
Negeri kita memiliki lebih dari 1 juta Masjid besar maupun kecil... Pertanyaannya adalah : 
"Berapa Masjid kah yang menjadi BEBAN bagi Jama'ah dibandingkan dengan Masjid yg MEMBERDAYAKAN Jama'ah..???"

Maka jawabannya adalah :
"Ratusan ribu Masjid membebani Jama'ah untuk listrik, air, kebersihan dan sebagainya.... padahal pemanfaatannya hanya utk shalat dan shalatnya pun tak pernah penuh saf-nya..."

Disamping itu...
Aset Masjid berupa jutaan meter persegi tanah dan bangunan dinilai dari aspek apapun (serasa) masih sangat tidak produktif, padahal...soal Masjid adalah *persoalan ideologi sekaligus substansi Peradaban Islam...*

Tapi baiklah...
Kita masuk pada "langkah strategis" dan praktis yang kami lakukan di *Masjid Jogokariyan Yogyakarta...*

Secara sederhana Manajamen Masjid Jogokariyan memiliki 3 langkah yakni :
🕌 - Pemetaan...
🕌 - Pelayanan...
🕌 - Pemberdayaan...

Setiap Masjid harus memiliki Peta 
🕌 - Da'wah yang jelas...
🕌 - Wilayah kerja yang nyata...dan 
🕌 - Jama'ah yang terdata...

Pendataan yang dilakukan Masjid Jogokariyan terhadap jama'ah mencakup :
🕌 - Potensi dan kebutuhan...
🕌 - Peluang dan tantangan...
🕌 - Kekuatan dan kelemahan...

Kami di Masjid Jogokariyan Yogyakarta meng-inisiasi SENSUS MASJID yakni berupa : Pendataan tahunan yang hasilnya menjadi Data Base dan Peta Da'wah komprehensif...

Data Base dan Peta Da'wah Masjid Jogokariyan Yogyakarta tak hanya mencakup : 
Nama KK dan warga...
Pendapatan...
Pendidikan, dll...
tetapi juga sampai pd :
Siapa saja yg shalat & yg belum shalat... 
Yang shalat di Masjid & yg belum shalat di Masjid...
Yang sdh berzakat atau yg belum...
Yang sdh ber-qurban atau yg belum ber-qurban...
Yang aktif mengikuti kegiatan masjid atau yg belum... 
Yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja di mana... 
pokoknya detail _bingitz_ deh...😉😘

Dari Data Base di atas kita bisa tahu bahwa dari 1.030 KK (4.000-an penduduk sekitar masjid) yg belum shalat tahun 2010 ada 17 orang... 
Lalu bila dibandingkan dengan data tahun 2000 yang belum sholat 127 orang...
Dari sinilah perkembangan Da'wah selama 10 tahun terlihat.

Peta da'wah Masjid juga memperlihatkan gambar kampung yang di rumah-rumahnya berwarna-warni...

Warna hijau 🐸 berarti 
SANGAT mendukung da'wah
Warna hijau muda 💚 berarti 
CUKUP mendukung Da'wah
Warna kuning 💛 berarti 
NETRAL terhadap Da'wah
sedangkan...
Warna merah ❤ berarti 
MUSUH Da'wah

Di tiap rumah ada juga atribut iconik...
Icon Ka'bah 🕋 berarti sdh berhaji
Icon Unta 🐫 berarti sdh ber-Qurban
Icon Koin 💰 berarti sdh berzakat
Icon Peci 🎩 berarti sdh...dsb...dsb...

Konfigurasi rumah sekampung itu juga biasa dipakai untuk mengarahkan para Ikhwah Da'i yang sedang mencari rumah...

Masjid Jogokariyan juga berkomitmen utk tidak membuat unit Usaha agar tidak menyakiti jama'ah yang juga memiliki bisnis serupa...
ini harus dijaga... 
Misalnya...
tiap pekan Masjid Jogokariyan biasa menerima ratusan tamu, shg konsumsi utk tamu di-orderkan bergilir pada jama'ah yang punya rumah makan...

Data jama'ah juga digunakan untuk Gerakan Shubuh Berjama'ah...
Pada tahun 2004 dibuat Undangan Cetak layaknya Undangan Pernikahan untuk Gerakan Shubuh Berjama'ah...

By name... 
UNDANGAN : 
Mengharap kehadiran 
Bapak/Ibu/Saudara...
dlm acara Shalat Shubuh Berjama'ah, besok pukul 04.15 WIB 
di Masjid Jogokariyan..."

Undangan itu dilengkapi hadis-hadis keutamaan Shalat Shubuh Berjama'ah... hasilnya...?? 
Silakan mampir ke Masjid Jogokariyan untuk merasakan Jama'ah Shubuh yang hampir seperti Jama'ah Shalat Jum'at...

Sistem keuangan Masjid Jogokariyan juga berbeda dari yg lain...
Jika ada Masjid mengumumkan dengan bangga bahwa saldo infaknya jutaan rupiah, maka Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar pada tiap pengumuman saldo infak harus sama dengan NOL Rupiah !!
Infak itu ditunggu pahalanya untuk jadi amal sholih, bukan untuk disimpan di rekening Bank...

Sebab pengumuman infak jutaan rupiah akan sangat menyakitkan jika tetangga Masjid ada yang tak bisa ke Rumah Sakit sebab tak punya biaya atau tak bisa membayar uang sekolah anak...
Masjid yang _menyakiti Jama'ah_ adalah *tragedi da'wah...*
Sehingga dgn pengumuman saldo infak sama dengan NOL Rupiah, maka jama'ah lebih bersemangat mengamanahkan hartanya...
pun kalau saldo Masjid masih jutaan yaa maaf kalau malah membuat jama'ahnya nggak semangat ber-infak....

Wifi di Masjid Jogokariyan sudah ada sejak tahun 2004...dan itu "gratis-tis-tis",
sehingga Jama'ah baik dari anak-anak maupun dewasa tdk perlu repot-repot ke WarNet yg sangat memungkinkan mereka untuk membuka situs yang bukan-bukan...😐

Kami juga menyediakan ruang olahraga atau bermain yang terdapat alat olahraga seperti tenis meja, voli, sepakbola, dll, sehingga anak-anak atau remaja atau pemuda yang ingin bermain atau berolahraga di Masjid Jogokariyan bisa kerasan atau betah...
Daripada mereka main atau ber-olahraga di luar masjid yg biasanya waktu mereka saat itu bertabrakan dengan waktu shalat.....

Dan Alhamdulillah...
Biasanya kami bisa menyediakan setidaknya 1000 piring makanan sebagai menu buka puasa di Bulan Ramadhan...
Juga secara gratis-tis-tis untuk para Jama'ah...

Masjid Jogokariyan pada thn 2005 juga meng-inisiasi Gerakan Jama'ah Mandiri... yaitu :
Jumlah biaya setahun dihitung, dibagi 52... 
ketemu biaya pekanan... 
dibagi lagi dgn kapasitas masjid...
lalu ketemu biaya per-tempat shalat... Setelah itu disosialisasikan...
Kemudian Jama'ah diberitahu bahwa jika dalam sepekan mereka ber-infak dengan jumlah "segitu" maka dia katagori *Jama'ah Mandiri...*
Adapun jika berinfak lebih, maka dia termasuk *Jama'ah Pensubsidi...*
Tetapi...
Jika dia tidak ber-infak atau berinfak kurang dari "segitu" maka dia termasuk *Jama'ah Yang Disubsidi...*
Kemudian sosialisasi ditutup dengan kalimat : 
*"Doakan kami tetap mampu melayani ibadah Anda sebaik-baiknya..."*

Gerakan Jama'ah Mandiri Alhamdulillah sukses menaikkan infak pekanan Masjid Jogokariyan hingga 400%...☺😍😘
Toh ternyata orang malu 🙈🙊 jika ia beribadah tapi disubsidi...

Demikianlah...jika *peta, data dan pertanggungjawaban keuangan masjid transparan...* sehingga infak 1000 rupiah pun kita tahu kemana alirannya, maka tanpa diminta pun jama'ah akan berpartisipasi.....

Dan tiap kali merenovasi Masjid...
Takmir Masjid berupaya 
tidak membebani jama'ah dgn Proposal, sebab Takmir hanya memasang spanduk : *"Mohon maaf ibadah Anda terganggu, Masjid Jogokariyan sedang kami renovasi..."*
Nomor rekening tertera di bawah...

Dan sejak tahun 2005 Masjid Jogokariyan sudah menjalankan program _Universal Conference Insurance_...
dimana seluruh Jama'ah Masjid bisa berobat di Rumah Sakit atau klinik manapun secara Gratis-tis-tis... dengan membawa Kartu Sehat Masjid Jogokariyan...

Dan kami juga biasa memberi hibah Umrah bagi jama'ah yang betul-betul rutin Jama'ah Shalat Shubuh di Masjid Jogokariyan.....

Inilah beberapa _output_ Program Masjid Mandiri...
Artinya *semua yang dari Jama'ah akan kembali ke Jama'ah.....*

Satu kisah lagi untuk menunjukkan *_pentingnya data dan dokumentasi_,* yakni......
Masjid Jogokariyan masih punya arsip foto pembangunannya pada tahun 1967. Gambarnya seorang Bapak sepuh berpeci hitam.... berbaju batik....
dan sarungan sedang mengawasi para tukang mengaduk semen untuk membangun Masjid Jogokariyan...

Di tahun 2002/2003 Masjid Jogokariyan direnovasi besar-besaran. Kemudian foto itu dibawa kepada putra si kakek dalam gambar tsb...
Putranya seorang juragan kayu...
Kami katakan pada Putra kakek yang ada dalam foto tadi : 
"Ini gambar Ayahanda Bapak ketika membangun Masjid Jogokariyan, kini Masjid sudah tak mampu lagi menampung Jama'ah, sehingga kami bermaksud merenovasi masjid. Jika berkenan untuk melanjutkan amal jariyah Ayahanda Bapak, kami tunggu partisipasi bapak di Masjid Jogokariyan.....

Alhamdulillah.....
foto tua tahun 1967 itu membuat yang bersangkutan menyumbang Rp 1 Miliar dan mau menjadi Ketua Tim Pembangunan Masjid Jogokariyan.....
Ajib...!!
Foto tua yg telah dibingkai indah itu ternyata "berharga" Rp 1 Miliar...😊

So...
kapan mau ke Masjid Jogokariyan...? 😍😘

☘☀☘☀☘☀☘☀☘☀

Kalau ke Jogja, jangan lupa mampir di Teras Dakwah & Masjid Jogokariyan... dua elemen Dakwah yang semangat dakwahnya dilaksanakan dengan cara yang berbeda...

Inilah Jogja, Dakwahnya Istimewa !!!

🕌🕌🕌🕌🕌

Selasa, 29 Mei 2018

Timbangan akhirat

Ahmad bin Miskin, Seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak, Bercerita :

“Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. Waktu itu aku sama sekali tidak memiliki apapun. Sementara aku harus menafkahi seorang isteri dan seorang anak.

Himpitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami. Maka aku bertekad untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.

Bertemulah aku dengan sahabatku, Abu Nashr, dan kuceritakan keadaanku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: “Berikan makanan ini kepada keluargamu.”

Di tengah perjalanan pulang, aku bertemu dengan seorang wanita faqir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan nada yang sayu dia memohon:

“Wahai Tuan, anak yatim ini belum makan, tidak terdaya karena terlalu lama menahan rasa lapar yang menghimpit diri. Tolong berikan dia sesuatu yang boleh dia makan. Semoga Allah Ta'ala merahmati Tuan.”

Sementara itu, si anak menatapku tekun dengan tatapan yang tidak akan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan fikiranku dalam khayalan ukhrawi. Seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.

Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. “Ambillah, beri dia makan,” kataku pada si ibu.

Demi Allah, padahal waktu itu tidak sesen pun dinar atau dirham yang aku miliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat memerlukan makanan itu.

Spontan, si ibu tidak dapat membendung air matanya (menangis) dan anak kecil itu tersenyum indah bak purnama. Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah kakiku. Sementara beban hidup terus bergelayutan difikiranku.

Sejenak, kusandarkan tubuh ini pada sebuah dinding sambil terus memikirkan rencanaku untuk menjual rumah. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Abu Nashr dengan kegirangan mendatangiku.

“Hei, Abu Muhammad...! Kenapa kau duduk-duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?” tanyanya.

"Masyaallah..!” jawabku terkejut. “Dari mana datangnya?” tanyaku kemudian.

“Tadi ada seorang lelaki datang dari Khurasan. Dia bertanya-tanya tentang ayahmu atau siapapun yang mempunyai hubungan kerabat dengannya. Dia membawa berduyun-duyun kendaraan barang penuh berisi harta,” ujarnya.
“Jadi?” aku keheranan.

“Dia itu dahulu saudagar kaya di Basrah ini. Kawan ayahmu, dulu ayahmu pernah memberikan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu. Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, keadaan ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya meningkat dan berjaya. Kesulitan hidupnya perlahan-lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan. Lantas dia kembali ke kota ini ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya di masa lalu,”

”Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan perniagaannya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun dan ingin diberikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya.”

Ahmad bin Miskin melanjutkan ceritanya:
Kalimat puji dan syukur kepada Allah Ta'ala  meluncur dari lisanku. Sebagai bentuk syukur, segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung hidup mereka seumur hidup.
Aku pun terjun di dunia perniagaan seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, memberi bantuan dan berbagai bentuk amal soleh.

Adapun hartaku, terus bertambah melimpah ruah tanpa berkurang. Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal solehku. Aku merasa telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. Ada semacam harapan pasti dalam diri bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang-orang yang soleh.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi. Aku lihat diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat. Aku juga melihat manusia bagaikan berombak lautan. Aku juga melihat badan mereka membesar.

Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa. Setiap orang memikul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya. Bahkan aku melihat ada seorang pendosa yang memikul di punggungnya beban besar seukuran kota Basrah. Isinya hanyalah dosa-dosa dan hal-hal yang menghinakan.

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan dan tiba giliranku untuk perhitungan amal. Seluruh amal burukku diletakkan di salah satu sisi timbangan, sedangkan amal baikku di sisi timbangan yang lain. Ternyata amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku.

Tapi ternyata perhitungan belum selesai. Mereka mulai meletakkan satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan. Namun alangkah ruginya aku. Ternyata dibalik semua amal itu terdapat "Nafsu Tersembunyi".

Nafsu tersembunyi itu adalah riya', ingin dipuji, merasa bangga dengan amal solehku. Semua itu membuat amalku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang terlepas dari nafsu-nafsu itu.

Aku putus asa. Aku yakin aku akan binasa. Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka. Tiba-tiba, aku mendengar suara:

“Masihkah orang ini mempunyai amal baik?”

“Masih...”, jawab suara lain. “Masih tersisa yang ini.”

Aku pun menjadi tidak tentu, amal baik apakah gerangan yang masih tersisa ? Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu hanyalah dua lembar roti isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku. Sekarang aku benar benar yakin akan binasa. Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah dan itu tidak berguna sedikit pun.

Aku merasa benar-benar tertipu habis-habisan. Segera 2 lembar roti itu diletakkan di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak. Turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sehingga lebih berat sedikit dibandingkan timbangan keburukanku.

Tidak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku. Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala tersentuh akan kebaikanku yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu diletakkan, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus memberat. Hingga akhirnya aku mendengar suatu suara berkata:

“Orang ini selamat dari siksa neraka...!”

Masih adakah terselip dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada ibadah dan amal-amal kita?

Allahuakbar! Aku bermohon kehadirat Allah, Tuhan pemilik Hari Pembalasan agar diriku, keturunanku juga sahabat-sahabatku semua dijauhkan dari sifat dan juga amal dari nafsu yang tersembunyi.

Sumber : kitab "Kisah Tauladan", "Ar-Rafi’i dalam  Qalam (2/153-160)"

Kopas dari status Muamar Lutfi

Senin, 23 April 2018

Koreksi diri

--------------------
*KOREKSI DIRI*  
--------------------                                                           

Dahulu saat Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrut datanglah burung pipit yg bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu diatas api yang membakar Nabi Ibrahim AS…

🦎 Cicak yg melihatnya tertawa…
Hai pipit…

Bodohnya yg kau lakukan itu..

Paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan bbrp tetes air saja…

Manalah mungkin bisa memadamkan api itu…

🕊 Wahai cicak…
Memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yg besar itu…

*Tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yg Allah cintai di zhalimi…*

Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak…

*Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak…*

Cicak terus tertawa…
🦎 Dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yg membakar Nabi Ibrahim AS…

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yg membakar Nabi Ibrahim AS…

*Tapi Allah melihat dimana ia berpihak…*

Hikayat ini terjadi skrg…
ANTARA KEBAIKAN,  KEJELEKAN, 
ANTARA KEMUNGKARAN DAN KETAATAN...

Dimana kau berpihak ?
Sungguh memang pendapatmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah…

_*Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak..!*_                            

Semoga ada manfaatnya .

Selamat malam
Selamat istirahat 

_*Dimana posisi kita dlm hal ini , Cicak atau Burung Pipit ??*_                                                             

Hr🌺

-----------------◎◎◎

Senin, 16 April 2018

Jebakan 99

*Jebakan 99.*

Ada seorang Raja yang sedang termenung sambil melihat taman di depan istananya.

Ia gelisah *karena tak pernah merasakan* ketenangan *dan* sulit sekali *menemukan* kebahagiaan.

Kesehatannya mulai *menurun karena* ia mulai *susah tidur* akibat *banyaknya* pikiran *yang mengganggu.*

Padahal selama ini ia tidur di  kamar mewah di atas kasur yang empuk.

*Ketika sdg melamun,*
sang raja *melihat* seorang tukang kebun *yang sedang* bekerja *sambil* tertawa.

Setiap hari ia *datang dengan* senyuman *dan pulang dengan* keceriaan.

*Padahal* gajinya pas-pasan *dan* rumahnya *begitu sederhana.*

*Tak pernah tampak* kesedihan di wajahnya.

Saat dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makan *yang seadanya* dan keluarga kecil ini pun makan *dengan bahagia.*

Raja pun *heran melihat* orang ini.

Ia memanggil penasihatnya dan  tanya :
Hai penasihatku,
telah lama aku hidup di tengah kegelisahan,
*padahal aku memiliki segalanya⁉*

Tapi aku *sungguh heran* melihat tukang kebun itu.

*Tak pernah tampak* kesedihan di wajahnya.

Kadang2 ia tertidur di bawah rindangnya pohon,
*seperti tak ada beban* dalam hidupnya,
*padahal& ia *tidak memiliki apa-apa !*

Sang Penasehat tersenyum dan berkata :
*Itu karena* tukang kebun itu *tidak* menyentuh *Jebakan 99.*

*Bila& tukang kebun itu *terkena* jebakan ini,
*maka* hidupnya *akan gelisah* dan ia *tdk akan bisa* tidur.

“ *Apa* yang kau maksud dengan *Jebakan 99 ?* ”

tanya raja.

“ Besok malam perintahkan prajurit untuk mengantarkan hadiah kepadanya.

Sediakan satu kotak uang *dan tulislah* 100 Dinar.
*Namun isi lah* kotak itu *dengan 99 dinar saja.* ”

Raja pun menuruti saran dari penasihatnya.

Ketika hari mulai gelap,
prajurit mengetuk pintu rumah tukang kebun ini dengan membawa hadiah.

Si tukang kebun membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat prajurit membawa kotak hadiah.

“ Ini hadiah dari raja untukmu. ”

kata si prajurit.

“ Ya ~ sampaikan terima kasihku kepada raja. ”

jawab tk kebun sambil kegirangan melihat kotak *dengan tulisan* 100 dinar.

Belum pernah ia memiliki uang sebanyak itu.

Ia segera membawa masuk kotak itu dan menghitungnya bersama keluarga.

Namun *anehnya,*
jumlah uang didalam kotak itu *hanya 99 dinar.*

Dia pun *menghitung ulang lagi,*
*tapi tetap* jumlahnya 99.

Dia yakin,
*pasti ada uang yang jatuh.*

Dia mencari-cari di sekitar pintu,
tapi tak menemukan apa-apa.

*Akhirnya* dia *mencoba untuk menelusuri* sepanjang jalan *menuju* istana.

Semalaman ia mencari,
*tapi tetap tidak menemukan apa-apa.*

Matahari mulai terbit,
raja beserta penasihatnya menanti tukang kebun ini.

Tak berapa lama dia datang *dengan wajah yg masam dan merengut.*

Raja pun kaget dan bertanya pd penasihat nya :
Apa yang terjadi ?

Tak biasanya ia datang dengan wajah seperti ini !

Penasihat raja menjawab :
Duhai raja,
*begitulah kehidupan.* ✅

Kita *memiliki banyak* hal,
‼namun *kita mencari yg tdk kita miliki.*

Orang ini *mendapatkan* 99 dinar *secara cuma2,*
namun *ia sibuk mencari 1 dinar yang hilang ⁉*

👉 *Munculnya* kegelisahan hati.

*Karena kita mencari* sesuatu *yang tidak kita miliki,*
🙈 sementara kt *tidak pernah sungguh2* mensyukuri *banyaknya* anugerah *yg kita punya.* 😭

Renungan *bagi kita bila kadang bisa* merasa *kurang* bersyukur.

Rabu, 21 Maret 2018

Hakikat haji

*Halal Buat Kami - Haram Buat Tuan*

Kisah Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi, seorang ulama' masyhur di Makkah yang menceriterakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani ritual ibadah haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua Malaikat yang turun dari langit, dan mendengar percakapan keduanya.
"Berapa orang yang datang tahun ini (untuk haji) ?" tanya satu malaikat kepada malaikat lainnya.

"Tujuh ratus ribu jama'ah" jawab Malaikat yang ditanya.

"Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya ?"

"Tidak satupun"

Percakapan itu membuat sang Abdullah al Mubarak bergemetar.

"Apa ?".....

ia menangis dalam mimpinya.

"Semua orang - orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia - sia ?"

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar percakapan kedua malaikat itu.

"Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, akan tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni Allah Subhanallahuata'ala"

"Kenapa bisa begitu ?"

"Itu kehendak Allah" jawab malaikat

"Siapa orang tersebut ?"

"Sa'id ibn Muhafah tukang sol sepatu di Kota Dimasyq (Damaskus)"

Mendengar ucapan itu, Abdullah al Mubarak itupun langsung terbangun dari tidurnya. Sepulang haji, ia tak langsung pulang menuju rumah, akan tetapi langsung menuju kota Damaskus, Syiria. Hatinya bergetar dan bertanya - tanya.

Sesampai disana, ia langsung mencari sang tukang sol yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ia tanya, apakah ada tukang sol sepatu yang bernama Sa'id ibn Muhafah.

"Ada, di tepi kota" jawab salah seorang tukang sol sepatu sambil menunjuk arahnya.

Sampai disana ia mendapati seorang tukang sol sepatu yang berpakaian amat lusuh, "Benarkah anda bernama Sa'id ibn Muhafah ?" tanya ibn al Mubarak.

"Betul, siapakah tuan ?"

"Aku Abdullah ibn al Mubarak"

Sa'id pun terharu, "Tuan adalah Ulama' terkenal, ada apa gerangan mendatangi saya ?"

Sejenak, Ulama' itupun kebingungan, darimana ia akan memulai pertanyaanya. Akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.

"Saya hendak tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur, dan membuat mabrur ibadah haji para jama'ah yang lain ?"

"Wah saya sendiri tidak tahu" jawab sa'id

"Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini"

Maka Sa’id ibn Muhafah pun bercerita, "Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar suara talbiyah : 'Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika laa syariika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syariika laka' dan, setiap kali aku mendengar talbiyah itu, aku selalu menangis 'ya Allah aku rindu Makkah. ya Allah aku merindu Ka'bah. Ijinkan aku datang, ijinkan aku datang ya Allah' oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu. Setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan, hingga akhirnya pada tahun ini, saya memiliki 350 dirham, cukup untuk saya berhaji, saya sudah siap berhaji"

"Tapi anda batal berangkat haji" tanya al mubarok

"Benar"

"Apa yang terjadi ?"

"Ketika itu, Istri saya hamil, dan mengidam. Waktu saya hendak berangkat, saat itu dia ngidam berat"

"Suamiku, menciumkah engkau bau masakan yang nikmat ini ?" kata istri sa'id

"Iya, sayang"

"Cobalah kau cari, siapakah yang masak sehingga baunya begitu nikmat. Mintalah sedikit untukku"

"kemudian saya pun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya mengatakan kepadanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya"

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan, "tidak boleh, Tuan"

"Dijual berapapun akan saya beli"

"Makanan itu tidak dijual, Tuan" katanya sambil berlinang mata.

"Kenapa ?"

Sambil menangis, janda itu menjawab, "Daging ini halal untuk kami dan haram untuk Tuan"

Dalam hati saya, "Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim ?" Karena itu saya mendesaknya lagi "Kenapa ?"

"Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Di rumah sama sekali tak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk kami masak, dan kami makan" Sesenggukan janda itu menjelaskan.

"Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram"

Mendengar ucapan tersebut, saya menangis, kemudian kembali pulang. Aku ceritakan perihal kejadian itu pada istriku, iapun menangis. Hingga akhirnya, kami memasak makanan dan mendatangi rumah janda tersebut.

"Ini masakan untukmu"

Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka. "Pakailah uang ini untukmu sekeluarga. Gunakanlah untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi"

Dalam Hati sa'id

(Ya Allah ... disinilah Hajiku)

(Ya Allah ... disinilah Makkahku)

Mendengar cerita tersebut, Abdullah al Mubarak pun tak bisa menahan air matanya.

Wallahu a'lam bish-shawab ..
.. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ..

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ..

*BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI*

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ.

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

Senin, 12 Maret 2018

Cinta

MAHABATULLAH CINTA KEPADA ALLAH

Ada sebuah kisah, sewaktu masih kecil Sayyidina Husain (cucu Rasulullah) bertanya kepada ayahnya Sayyidina Ali bin Abi Tholib, “Apakah engkau mencintai Allah?“ Sayyidina Ali bin Abi Tholib menjawab, “Ya.

Lalu Sayyidina Husain bertanya lagi,
“Apakah engkau mencintai kakek dari ibu (Nabi)? “Sayyidina Ali bin Abi Tholib kembali menjawab, “Ya.

Sayyidina Husain bertanya lagi, “Apakah engkau mencintai ibuku? “Lagi-lagi Sayyidina Ali bin Abi Tholib menjawab, “Ya.

Sayyidina Husain kecil kembali bertanya, “Apakah engkau mencintaiku?“
“Sayyidina Ali bin Abi Tholib menjawab, “Ya.

Terakhir Sayyidina Husain yang masih polos itu bertanya, “Ayahku bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?“ Kemudian Sayyidina Ali bin Abi Tholib menjelaskan, “Anakku pertanyaanmu hebat.“

Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Sholollahualaiwasalam), ibumu (Fatimah Az-Zahra RA) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah. “Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Subhanallah.

Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.

Dalam kitab Al-Mahabbah Al-Imam Al-Ghazali, mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajat/level yang tinggi. “(Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.“ (QS. Al-Maidah [5] : 54).

Dalam tasawuf, setelah di raihnya maqam mahabbah ini tidak ada lagi maqam yang lain kecuali buah dari mahabbah itu sendiri. Pengantar-pengantar spiritual seperti sabar, taubat, zuhud dan lain lain nantinya akan berujung pada Mahabatullah (cinta kepada Allah).

Ada seorang murid bertanya kepada Gurunya, “Guru apakah tanda seseorang itu cinta kepada Allah?" Sang Guru menjawab, “Orang tersebut mencintai dan menyayangi makhluk-Nya.“ Dalam kitab Su'bul Iman diterangkan bahwa salah satu cabang dari iman adalah menyingkirkan duri dari jalan, agar secara fisik orang tidak terluka karena duri tersebut.
Secara hakikat kita harus menghilangkan duri-duri “penyakit-penyakit“ dari hati kita, agar tindakan dan ucapan kita tidak menyakiti orang lain.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ.

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد.